20 Jun 2011

Bahaya Rokok, Mari Kita Pikirkan Lagi!

Labels:


 

(Republika, Rabu, 02 Juni 2004) \

Opini


 


 

Setiap tanggal 31 Mei ditetapkan sebagai World No Tobacco Day . Berbagai kegiatan dan kampanye tentang bahaya rokok dilaksanakan di seluruh dunia dalam rangka memperingati hari tersebut. Di Nasional Institute of Infectious Diseases, di tempat penulis bertugas saat ini, terpampang poster ''World No Tobacco Day'' yang cukup besar dan mencolok.


 

Peringatan Hari Tanpa Rokok Sedunia ini, diharapkan menjadi kesempatan bagi kita semua untuk berpikir lagi sejenak dan menyadari kembali akan bahaya dan dampak rokok, baik untuk diri kita sendiri, maupun untuk anggota keluarga dan masyarakat banyak. Jika kita lihat kondisi di negara kita, jumlah orang yang merokok semakin bertambah. Salah satunya disebabkan karena semakin rendahnya usia anak muda yang mulai merokok.


 

Sementara itu kalau kita lihat di negara-negara maju, jumlah perokok justru semakin berkurang dan tempat-tempat yang diperbolehkan merokok semakin dibatasi. Ini disebabkan karena di negara-negara maju, mereka mengerti dan menyadari akan bahaya dan dampak rokok, terutama dampak dari segi kesehatan. Sementara di negara kita, terjadi persepsi yang salah yang menganggap merokok adalah tren yang ada di negara maju. Di negara maju seperti Jepang, perokok hanya boleh merokok di tempat yang disediakan tempat abu rokok. Dan tempat-tempat ini sangat terbatas dan biasanya dari segi kesehatan tidak sehat, karena kentalnya bau asap rokok. Perokok itu sendiri terkadang juga merasakan, sehingga terkadang menjadi penyebab berhentinya merokok.


 

Singkat kata, perokok tidak punya ruang hidup yang bebas di negara maju. Inilah barangkali yang menjadi salah satu sebab berkurangnya perokok di samping pemahaman dan kesadaran akan dampak rokok itu sendiri. Dalam rangka peringatan Hari Tanpa Rokok Sedunia ini, penulis ingin menjelaskan beberapa dampak rokok terhadap kesehatan. Walaupun secara umum semua kita menyadari bahwa rokok berbahaya buat kesehatan, tapi kebanyakan kita belum yakin, sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan dalam hati kita. Pertanyaan tersebut antara lain, apakah benar rokok menyebabkan penyakit? Kok si Anu yang merokok terus tetap sehat. Berdasarkan buku Diseases & Disorders terbitan Anatomical Chart Company, rokok adalah zat berbahaya yang mengandung lebih 200 macam racun.


 

Setiap perokok menghisap dua bungkus rokok, dia telah mengurangi umurnya selama 8 tahun. Begitu juga dengan orang yang kena asap dari dua bungkus rokok, akan mengurangi umurnya selama empat tahun. Walaupun hasil studi menunjukkan hasil yang mengerikan, kebanyakan perokok tidak percaya. Hal ini disebabkan karena pada kenyataannya akibat buruk dari rokok bukanlah akibat yang bisa dirasakan dalam jangka waktu pendek. Biasanya kerusakan yang diakibatkannya terakumulasi sedikit demi sedikit dan baru bisa dirasakan langsung beberapa tahun atau beberapa puluh tahun kemudian. Hal inilah yang membuat bahaya rokok terhadap kesehatan sulit diyakini.


 

Rokok dan penyakit

Di Jepang baru-baru ini dilakukan studi tentang hubungan rokok dan kanker. Seperti yang diberitakan di The Asahi Shimbun terbitan 23 April 2004, studi ini dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Kementerian Kesehatan, Kesejahteraan, dan Tenaga Kerja Jepang, dan diketuai oleh Dr Shouichiro Zugane dari Pusat Kanker Nasional Jepang.


 

Studi ini dilakukan selama 10 tahun di delapan provinsi, dan menggunakan objek sebanyak 90.000 perokok yang berumur antara 40 sampai 69 tahun. Selama masa tersebut ditemukan sebanyak 5.000 orang dari perokok yang menjadi objek studi tersebut menderita kanker. Pada pria yang terbanyak adalah kanker lambung (26,3 persen), berikutnya paru-paru, usus, dan hati. Sedangkan pada wanita yang paling banyak adalah kanker payudara (17,7 persen), diikuti lambung, usus, dan paru-paru. Dari hasil kalkulasi ditemukan bahwa peluang munculnya kanker bagi perokok adalah 1,6 kali dari orang yang tidak merokok untuk pria, dan 1,5 kali untuk wanita.


 

Jika dikalkulasikan lagi pada pasien kanker di seluruh Jepang didapatkan hasil bahwa 29 persen (sekitar 80.000 orang) pada pria dan 4 persen pada wanita (sekitar 8.000 orang) penderita kanker adalah disebabkan oleh rokok. Artinya, hampir 90 ribu orang penderita kanker bisa dikurangi jika rokok tidak ada. Angka ini menyadari kita kembali bahwa rokok benar-benar menjadi penyebab terjadinya kanker. Studi tentang hubungan rokok dan daya ingat juga dilakukan baru-baru ini. Dari hasil analisis otak, peneliti dari Neuropsychiatric Institute at the University of California menemukan bahwa, baik jumlah dan tingkat kepadatan sel yang digunakan oleh untuk berpikir jauh lebih rendah pada orang yang merokok dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.


 

Jumlah sel tersebut mempengaruhi daya ingat. Begitu juga dengan kepadatan sel tersebut. Semakin padat, semakin kuat daya ingat. Hasil penelitian yang menunjukan tingkat kepadatan sel tersebut berkurang, mempunyai implikasi bahwa daya ingat perokok tersebut menjadi berkurang. Ini merupakan efek kronis akibat merokok. Asap rokok juga menyebabkan asma, baik pada perokok itu sendiri maupun orang-orang yang kena asap rokok. Suatu penelitian di Finlandia menunjukan bahwa dewasa yang kena asap rokok berpeluang menderita asma dua kali lipat dibandingkan orang yang tidak kena asap rokok (Jaakkola et al, 2001).


 

Studi lain menunjukan bahwa seseorang penderita asma yang kena asap rokok selama satu jam, mengalami 20 persen kerusakan fungsi paru-paru (Dahms et al, 1998). Apalagi pada anak-anak, efek rokok lebih parah lagi. Ini disebabkan karena lebar saluran pernapasan anak-anak yang sempit, sehingga jumlah napas anak-anak lebih cepat dari orang dewasa. Akibatnya, jumlah asap rokok yang masuk ke dalam saluran pernapasan mejadi lebih banyak dibandingkan berat badannya. Selain itu, karena sistem pertahanan tubuh yang belum berkembang, munculnya gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibandingkan orang dewasa.


 

Hasil analisis 4.000 orang anak berumur 0-5 tahun menunjukan bahwa anak-anak yang orang tuanya merokok 10 batang sehari, menyebabkan peningkatan jumlah kasus asma serta mempercepat munculnya gejala asma pada anak-anaknya. Begitu juga anak yang kembali dari rumah sakit setelah perawatan asma akut, penyembuhannya akan terganggu karena orang tua yang merokok (Abulhosn et al, 1997). Efek asap rokok ini tidak hanya memberikan efek negatif pada anak-anak yang telah lahir, tapi juga pada janin yang masih ada di dalam rahim. Karena itu, di negara maju seperti Jepang, di seluruh rumah sakit bersalin tidak tersedia tempat yang bisa merokok. Ini karena mereka benar-benar mengerti akan bahaya rokok tersebut.


 

Penutup

Karena rokok berbahaya buat anak dan keluarga, maka janganlah merokok di rumah. Itu merupakan bukti bahwa kita sayang anak dan keluarga. Begitu juga di tempat-tempat lain, hindarilah merokok di tempat keramaian. Hal ini disebabkan karena merokok tidak hanya memberikan efek buat perokok sendiri, tetapi juga orang di sekitarnya yang kena asap rokok tersebut.


 

Karena itu, sekalipun kita tidak bisa memberhentikan rokok sama sekali, minimal kita bisa menjaga norma-norma supaya tidak merokok di tempat yang ramai, apalagi di depan anak-anak dan orang hamil. Norma ini berlaku di negara maju. Apalagi bangsa Indonesia yang mempunyai budi luhur dan sifat sopan. Penulis yakin tidak sulit bagi kita untuk melaksanakan norma tersebut. Walaupun demikian, akan lebih baik lagi kalau bisa berhenti sama sekali. Dengan berhenti merokok, kita bisa menghemat uang, sehingga kita dapat dua keuntungan, yaitu kita bisa sehat dan bisa hemat, sesuai dengan pepatah ''sambil menyelam minum air''. Semoga bahaya rokok ini menjadi renungan kita seiring Hari Tanpa Rokok Sedunia.


 

(Andi Utama, Peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI dan Pemerhati Masalah Kesehatan)

|

Friends Blog

Sponsors : Best Google Covers | Desktop Wallpaperslk | PSD Graphics
Copyright © 2012. bedegar - All Rights Reserved
Template Design by Cool Blogger Tutorials | Published by Templates Doctor
Powered by Blogger